ASKEB PNC HPP





ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”A” P30003 DENGAN HEMORRHAGIC POST PARTUM
DI BPS Ny. LULUK MASFULA, Amd.keb
CENDONO PURWOSARI PASURUAN

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Praktek Klinik Kebidanan I Semester IV










Disusun Oleh:
RAHMI SURIYANI
NIM: 02.09.173

STIKES DIAN HUSADA
PRODI DIII KEBIDANAN
MOJOKERTO
2011





LEMBAR PENGESAHAN


            Asuhan kebidanan pada Ny.”A” P30003 DENGAN HEMORRHAGIC POST PARTUM DI BPS Ny. LULUK MASFULA, Amd.keb
Telah diteliti dan disetujui pada :
Hari                 :
Tanggal           :



                                                                                                              Mahasiswa



                                                                                                           Rahmi Suriyani
                                                                                                            NIM. 02.09.173

Mengetahui


Pembimbing Akademik                                                            Pembimbing Klinik



   VERYUDA EKA P , S. ST.                                         LULUK MASFULA, Amd. Keb.    
     NPP.  10.02.059                                                             NIP.19770727 200701





DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
 KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI …………..…………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….....1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………..1
1.2.1 Tujuan Umum ………………………………………………………………...1
1.2.2 Tujuan Khusus ………………………………………………………………..1
1.3 Manfaat …………………………………………………………………………2
1.4 Metode Penulisan ………………………………………………….…………...2
1.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………..2
1.6 Sistematika Penulisan  ………………………………………………………….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi …………………………………………………………………………4
2.2 Proses Kehamilan …………………………………………………………........4
2.3 Diagnosa………………………………….……………………………….…….4
2.4 Komplikasi…………………………………………………………….………..5
2.5 Pemeriksaan Penunjang...………………………………………………………5
2.7 Penatalaksanaan………….….……………………………………………….…5
2.8 Tinjauan Management……………………………………………………….…8

BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian……………………………………………………………….…….18
3.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah ………………………………………………26
3.3 Identifikasi Masalah Potensial ………………………………………………...27
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ………………………………………………..28
3.5 Intervensi ……………………………………………………………………...28
3.6 Implementasi ………………………………………………………………….31
3.7 Evaluasi………………………………………………………………………..35
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………...…37
BAB V PENUTUP……………………………………………………………......38
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….38
5.2 Saran …………………………………………………………………………..38
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..39





































BAB 1
PENDAHULUAN


1. 1      LATAR BELAKANG
                        Masa nifas yang berlangsung enam minggu setelah persalinan merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi. Sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah lahir, dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan sehingga asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini.
(Sarwono Prawirahardjo Hanifa: 2002).
                        Pemantauan ketat perawatan ibu dan bayi serta konseling oleh bidan akan sangat membantu dalam mencegah kematian tersebut. Sehubungan dengan hal itu dalam meningkatkan mutu pertolongan persalinan dan nifas perlu disusun pedoman pengaman persalinan dan nifas bagi petugas.

1. 2      TUJUAN
1. 2. 1  TUJUAN UMUM
                        Mahasiswa mapu mempelajari dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan dan menggunakan management kebidanan dengan tahapan pengkajian, analisa data, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. 2. 2  TUJUAN KHUSUS
            Makalah ini kami buat dengan tujuan:
·         Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian dan analisis data.
·         Mahasiswa mampu menginterpretasikan data.
·         Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial.
·         Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tindakan segera.
·         Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan sesuai dengan rencana dan masalah.
·         Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien.
·         Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

1.3  MANFAAT
a.       Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar hemorrhagic post partum.
b.      Bagi Institusi
Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan STIKES DIAN HUSADA mampu membuat asuha kebidanan pada ibu nifas dengan hemorrhagic post partum.
c.       Bagi Lahan Praktek
Bidan praktek diBPS dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komperehensif.

1.4  METODE PENULISAN
Di dalam penulisan asuhan kebidanan ini yang digunakan adalah dengan menggunakan study kasus melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut varney meliputi langkah-langkah pengumpulan data, identifikasi masalah/diagnosa masalah, identifikasi masalah potensial, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

1.5  TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan asuhan kebidanan ini adalah:
a.             Wawancara
Yaitu dengan bertanya langsung kepada klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang kondisi kesehatan klien.
b.            Observasi Langsung
Yaitu melalui pengamatan langsung maupun pemeriksaan fisik dengan ispeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
c.             Study Dokumen
Yaitu dengan melihat rekam medik.
d.            Study Literatur
Yaitu melalui referensi dan literature.

1.6  SITEMATIKA PENULISAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat, metode penulisan, teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka ini yang dibahas adalah definisi, etiologi, gambaran klinis, serta penatalksanaan.
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Meliputi 7 langkah Varney yaitu pengkajian data subyektif dan obyektif, identifikasi masalah atau diagnosa, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, inetrvensi, implementasi, dan evaluasi.
BAB 4 PEMBAHASAN
Membahas tentang kessenjangan teori dan praktek di lapangan, yaitu pada tinjauan kasus Ny.”A” P30003 post partum hari ke-1 dengan HPP.
BAB 5 PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Definisi
Perdarahan post partum (HPP) adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir.
(Kapita Selekta: 313)
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin.
(Maternal dan Neonatal: M 25 )
Perdarahan post partum adalah perdarahan kala tiga yang melebihi 400 cc.
(Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi: 106)

2.2              Etiologi
-          Atonia Uteri
-          Retensio Plasenta
-          Trauma Jalan Lahir
-          Inversio Uteri
-          Rupture Uteri
-          Gangguan System Pembekuan Darah

2.3              Faktor Predisposisi
-          Riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya.
-          Multiparitas.
-          Perdarahan ante partum.
-          Partus Lama.

2.4              Diagnosis
-          Perdarahan banyak yang terus menerus setelah bayi lahir.
-          Pada perdarahan melebihi 20% volume total, timbul gejala penurunan tekanan darah, nadi, dan nafas cepat, pucat, ekstremitas dingin sampai terjadi syok.
-          Perdarahan sebelum plasenta lahir biasanya disebabkan retensio plasenta atau laserasi jalan lahir. Bila karena retensio plasenta, perdarahan berhenti setelah plasenta lahir.
-          Pada perdarahan setelah plasenta lahir, perlu dibedakan sebabnya antara atonia uteri, sisa plasenta atau trauma jalan lahir. Pada pemeriksaan obstetric, mungkin kontraksi uterus lembek dan membesar jika ada atonia uteri. Bila kontraksi uterus baik, eksplorasi untuk mengetahui adanya sisa plasenta atau trauma jalan lahir.
-          Riwayat partus lama, partus presipitatus, perdarahan antepartum, atau etologi lain.

2.5              Komplikasi
-          Syok
-          PID
-          Infeksi

2.6              Pemeriksaan Penunjang
-          Darah     :  kadar Hb, masa perdarahan, masa pembekuan.
-          USG       :  bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intra uteri.

2.7              Penatalaksanaan
·               Pencegahan
Obat anemia dalam kehamilan. Pada pasien dengan riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya, persalinan harus berlangsung di rumah sakit. Jangan mendorong uterus ke bawah sebelum plasenta lepas. Berikan 10 m oksitosin im setelah anak lahir dan 0,2 mg ergometrin im setelah plasenta lahir.

·         Penanganan
Tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera berikan transfuse cairan / darah, control perdarahan dan berika oksigen. Bila keadaan membaik lakukan pemeriksaan untuk menentukan etiologi:
-    Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir dalam 30 menit, lahirkan plasenta dengan plasenta manual. Bila terdapat plasenta akreta, hentikan plasenta manual dan lakukan histerektomi. Bila hanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran dengan kuretase.
-          Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi.
-    Pada atonia uteri, lakukan masase uterus dan lakukan penyuntikan 0,2 mg ergometrin iv. Jika tidak berhasil lakukan kompresi bimanual pada uterus dengan cara memasukkan tangan kanan ke dalam vagina dan dalam posisi mengepal diletakkan di ferniks anterior, tangan kiri diletakkan di dinding perut, memegang fundus uteri. Bila tetap gagal, dapat dipasang tampon utero vaginal, dengan cara mengisi cavum uteri dengan kasa sampai padat selama 24 jam atau dipasang kateter. Bila tindakan tersebut tidak dapat menghentikan perdarahan juga, tetapi definitive yang diberikan adalah histerektomi.
-    Bila disebabkan gangguan pembekuan pembuluh darah, berikan transfuse plasma segar.

·         Prinsip Dasar Penanganan Syok
Tujuan utama pengobatan syok adalah melakukan penanganan awal dan khusus untuk:
-          Menstabilkan kondisi pasien.
-          Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah.
-          Mengefisiensikan system sirkulasi darah.
Setelah keadaan pasien stabil, tentukan penyebab syok.

a.            Penanganan Awal
-    Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang  ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
-    Lakukan pemeriksaan secara cepat yaitu keadaan umum ibu dan pastikan bahwa jalan nafas bebas.
-    Baringkan ibu dalam posisi miring untuk meminimalkan resiko terjadinya aspirasi jika ibu muntah dan untuk memastikan jalan nafasnya terbuka.
-    Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambahkan sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
-    Naikkan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki).

b.            Penanganan Khusus
-          Mulailah infuse iv dengan menggunakan jarum besar (no.16) darah diambil sebelum pemberian cairan infuse untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocokan (cross match), pemeriksaan Hb, jika memungkinkan pemeriksaan DL. Termasuk trombosit, ureum, PH, dan elektrolit. Segera berikan cairan infuse (RL) awalnya dengan kecepatan 1 lt dalam 15-20 menit. Berikan paling sedikit 2 lt cairan RL pada 1 jam pertama. Setelah kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam kecepatan 1 lt per 6-8 jam. Infuse dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam penatalaksanaan syok akibat perdarahan.
-          Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lakukan venous cut-down.
-          Pantau TTV dan perdarahan.
-    Lakukan kateterisasi KK dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urine yang keluar. Produksi urine harus diukur dan dicatat.
-    Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 lt/mnt dengan sungkup atau kanula hidung.
Tentukan penyebab syok setelah ibu stabil keadaannya:
·         Jika perdarahan hebat dicurigai penyebab syok.
1.      Ambil langkah-langkah secara berurutan untuk menghentikan perdarahan (oksitosin, masase uterus, KBI/KBE, kompresi sorta, persiapan untuk tindakan pembedahan).
2.      Transfuse sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan cairan. Transfuse darah diperlukan jika Hb < 8 gr%.
3.      Tentukan penyebab perdarahan dan tata laksana.
o   Jika perdarahan terjadi pada usia kehamilan 22 minggu pertama kehamilan, curigai abortus, kehamilan ektopik/mola.
o   Jika perdarahan terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu atau pada saat persalinan tetappi sebelum melahirkan curigai plasenta previa, solusio plasenta, atau robekan dinding uterus.
o   Jika perdarahan terjadi setelah melahirkan, curigai rupture uteri, robekan jalan lahir, dan adanya plasenta yang tertinggal.
4.      Nilai ulang keadaan ibu (20-30 menit setelah pemberian cairan). Untuk melihat adanya tanda-tanda perbaikan.
5.      Tanda-tanda kondisi pasien stabil, tanda-tanda perbaikan:
o   Tekanan darah naik, sistolik mencapai 100 mmHg, denyut jantung stabil, kondisi mental baik, ekspresi ketakutan berkurang.
o   Produksi urine bertambah, paling sedikit 100 ml/ 4 jam atau 30 ml/jam.

2.8              Tinjauan Manajemen
No Register  :  Untuk mengetahui nomor urut, status pasien dan memudahkan pencarian kartu atau status pasien saat kunjungan ulang.
Pengkajian    :  Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan waktunya, dilakukan dimana dan mulai masuk ke sarana kesehatan kapan.
2.8.1        Langkah I (Pengkajian)
Data Subyektif
1.            Biodata
Nama Ibu / Suami    :  Untuk mengetahui identitas dan digunakan sebagai sapaan saat komunikasi.
Umur Ibu / Suami    :  Untuk mengetahui apakah umur ibu menjadi factor predisposisi pada kasus plasenta previa, tidak untuk mngetahui selisih umur ibu dan suami.
Agama                      :  Untuk mengetahui adanya kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
Alamat                     :  Untuk mengetahui tempat tinggal kllien, menilai keadaan lingkungan bising/tidak, dekat dengan orang tua (ibu) atau tidak, dekat dengan sarana kesehatan atau tidak.
Suku / Bangsa          :  Untuk mengetahui asal suku daerah ibu atau suami, mengetahui adapt budayanya, memudahkan dalam berkomunikasi dengan bahasa daerah dalam menyampaikan KIE.
Pendidikan               :  Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu / suami sebagai dasar dalam memberikan KIE.
Pekerjaan                  :  Untuk mengetahui aktifitas ibu di tempat kerja berkaitan dengan kemungkinan kenaikan tekanan darah.
Penghasilan              :  Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi keluarga.
2.            Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan pertama kali ibu berkunjung ke sarana kesehatan.
3.            Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat pengkajian berkaitan dengan kasus hemorrhagic post partum.

4.            Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit akut seperti nyeri frontal, mual, muntah, nyeri perut hebat, atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, TBC, atau penyakit keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.          
5.            Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit akut seperti nyeri frontal, mual, muntah, nyeri perut hebat, atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, TBC, atau penyakit keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.          
6.            Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah saudara pihak keluarga ibu atau suami ada yang pernah atau sedang menderita penyakit akut seperti nyeri frontal, mual, muntah, nyeri perut hebat, atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, TBC, atau penyakit keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.      
7.            Riwayat Haid
Untuk mengetahui siklus haid teratur / tidak, banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai nyeri/tidak, keputihan atau tidak, gatal/tidak, serta untuk mengetahui fungsi alat reproduksi.
8.            Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan ibu, menikah berapa kali, lamanya menikah, usia pertama kali menikah, termasuk resiko tinggi atau tidak, pada wanita yang paling ideal menikah pertama kali usia > 20 tahun, dan hamil antara usia 20 – 35 tahun.
9.            Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil/bersalin, dan adakah resiko atau penyulit dalam kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh petugas kesehatan sehingga komplikasi tidak terjadi.
10.        Riwayat KB Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi/tidak, kontrasepsi jenis apa, lama pemakaian kontrasepsi, apakah ada keluhan selama menggunakan alat kontrasepsi/tidak, serta untuk mengetahui kontra indikasi terhadap metode kontrasepsi tertentu.
11.        Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Sekarang, dan Rencana KB
Untuk mengetahui riwayat kehamilan saat sekarang(TM 1, 2, 3), dan adakah resiko atau penyulit dalam kehamilan, persalinan, dan nifas yang sekarang. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh petugas kesehatan sehingga komplikasi tidak terjadi.    
12.        Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui pola kebiasaan ibu sebelum masuk sarana kesehatan dan selama berada di sarana kesehatan.
13.        Data Psikososial
Untuk mengetahui keadaan kejiwaan ibu saat ini.


14.        Data Sosial Budaya
Untuk mengetahui hubungan dengan suami, keluara, ataupun dengan orang lain. Untuk mengetahui budaya yang dianut oleh ibu, adakah kemungkinan budaya yang dianut berpengaruh buruk terhadap ibu atau keadaan janin pada persalinan.
15.        Data Spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.

Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum :  Untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhan.
         Kesadaran                :  Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu (composmentis, samnolen, spoor, koma).
         Suhu                         :  Untuk mengetahui temperature suhu ibu.
         Nadi                         :  Untuk mengetahui frekuensi detak jantung ibu per menit.
         Pernafasan                :  Untuk mengetahui frekuensi pernafasan ibu berapa kali per menit, iramanya regular atau tidak.
2.      Pemerikasaan Fisik
a.       Inspeksi
      Wajah                 :  Untuk mengetahui ekspresi wajah ibu, anemi/tidak, odem/tidak, bagaimana tingkat kelembaban kulit wajah.
      Mata                   :  Untuk mengetahui apakah konjungtiva ibu pucat.tidak, sclera putih/kuning, ada secret/tidak, simetris/tidak, palpebra odem/tidak.
      Mulut                 :  Untuk mengetahui tingkat kelembaban mukosa bibir sehubungan dengan tingkat dehidrasi, ada stomatitis/tidak.
      Leher                  :  Untuk mengetahui adanya pembendungan vena jugularis, kelenjar tyroid, kelenjar limfe atau tidak.
      Mamme              :  Untuk mengetahui apakah terdapat hiperpigmentasi karena pengaruh hormone melanosit, adakah kelainan pada putting susu, dan kebersihan daerah sekitar mamme untuk menentukan rencana asuhan selanjutnya.
      Perut                   :  Untuk mengetahui adanya garis-garis di perut (stiae), adakah luka bekas operasi.
      Vulva                 :  Untuk mengetahui derajat kebersihannya, keluaran berupa darah, adakah peradangan, varises, odem, kondiloma akuminata.
      Perineum            :  Untuk mengatahui derajat kebersihannya dan adanya bekas jahitan episiotomi.
      Anus                   :  Untuk mengetahui derajat kebersihannya dan adakah pembeesaran vena di daerah anus.
      Ekstremitas        :  Untuk mengetahui kualitas pergerakan spontan atau tidak, adanya varises pada kaki/tidak, odem/tidak.
      Integument         :  Untuk mengetahui derajat dehidrasi, cicatrix, luka, ruam, dll.
b.      Palpasi
      Wajah                 :  Untuk mengetahui adakah odem/tidak.
      Leher                  :  Untuk mengetahui adanya pembengkakan atau massa.
      Mamme              :  Untuk mengetahui adakah benjolan abnormal dan pengeluaran secret.
      Perut                   :  Untuk mengetahui adakah kelainan organ hepar, lien, ginjal, berupa pembengkakan dan nyeri uluh hati. Untuk mengetahui keadaan UC keras/lembek.


c.       Auskultasi
      Thoraks              :  Untuk mengetahui apakah ada bunyi nafas tambahan/tidak.
d.      Perkusi
      Untuk mengetahui reflek patella positif atau negative.
3.      Pemeriksaan Penunjang
Untuk membantu menegakkan diagnosa.

2.8.2        Identifikasi Masalah/ Diagnosa
Dx       :  Ny “A” P30003 Post Partum Hari Ke-1 dengan HPP.
Ds        :  Ibu mengatakan setelah plasenta lahir, ibu mengeluarkan darah banyak dan badannya terasa lemas.
Do       :  TTV                       :  Untuk mengetahui kondisi ibu
               Pemeriksaan Hb    : Untuk mengetahui kadar Hb ibu.

Masalah  :  Cemas dan khawatir sehubungan dengan keadaan kesehatan ibu saat ini.
Ds           :  Ibu mengatakan cemas akan keadaan dirinya saat ini.
Do          :  Ekspresi wajah ibu tampak cemas dan gelisah.

2.8.3        Identifikasi Masalah Potensial
Infeksi Puerperalis
R/ lemahnya kondisi ibu karena telah banyak kehilangan suplay darah maka rentan terkena infeksi oleh karena lemahnya system imun ibu.

2.8.4        Identifikasi Kebutuhan Segera
-          Kontrol Perdarahan
R/ mengetahui jumlah darah yang hilang dan segera menggantikan jumlah darah yang hilang dengan transfuse untuk mencegah syok.
-          Kolaborassi dengan tim medis dalam pemberian terapi.
R/  mengetahui secara dini kebutuhan-kebutuhan yang harus segera dipenuhi, bila tidak akan meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas ibu.

2.8.5        Intervensi
Dx       :  Ny “A”  P30003 Post Partum Hari Ke-1 dengan HPP.
Tujuan :  - Jangka Pendek:
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan ibu dan keluarga mengerti tentang penjelasan bidan sehingga rasa cemas ibu teratasi dan bisa menjadi lebih tenang.
-  Jangka Panjang:
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan ibu dapat melalui masa nifasnya dengan normal dan tidak terjadi komplikasi nifas.
KH      :  -  K/U cukup.
               -  Kesadaran composmentis
               -  TTV dalam batas normal   TD :  110/70 – 140/90 mmHg
                                                            N   :  60 – 100 x/mnt
                                                            S    :  36,5 – 37,5 0C
               -  Kongjungtiva tidak anemis.
               -  Perdarahan teratasi
               -  Pengeluaran lochea normal
               -  Proses involusi berjalan normal
               -  Tidak terdapat tanda-tanda infeksi, yaitu:
Dolor                     :  Nyeri
Kalor                     :  Panas
Rubor                    :  Kemerahan
Lumor                   :  Bengkak
Funtio Laesae        :  Kelainan/gangguan fungsi
Intervensi:
1.   Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
R/  hubungan yang baik antara petugas kesehatan dank lien memungkinkan klien menjadi lebih kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.
2.   Jelaskan tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu saat ini pada ibu dan keluarga.
R/  menambah pengetahuan keluarga sehingga menjadi lebih kooperatif dan mau mendukung bidan dalam pelaksanaan serta perawatan ibu sesuai dengan edvice atau terapi yang dianjurkan oleh dokter.
3.   Observasi TTV dan keadaan umum ibu.  
R/  sebagai parameter untuk mengethui keadaan ibu.
4.   Pantau perdarahan.
R/  memperkirakan jumlah darah yang hilang dan segera mengantisipasi bila pengeluarannya berlebihan sehingga syok dan komplikasi nifas dapat dihindari.
5.   Perhatikan perubahan involusional, pengeluaran lochea, dan baunya.
R/  segera setelah kelahiran, fundus harus keras dan terlokalisasi lumbilikus dan kemudian involusi kira-kira satu jari per hari. Adanya TFU yang tidak menurun, pengeluaran lochea yang berbau busuk menandakan infeksi yang menghambat terjadinya involusi.
6.   Ajari klien untuk menjaga kebersihan jalan lahir.
R/  mencegah pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri penyebab infeksi.
7.   Informasikan kepada klien mengenai cara memperbanyak produksi ASI, yaitu:
a.   Nutrisi
R/  makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu secara tidak langsung mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI, gizi yang kurang mempengaruhi kelenjar pembentukan ASI sehingga tidak dapat bekerja seperti seharusnya.
b.   Istirahat
R/  istirahat menurunkan laju metabolisme dan memungkinkan nutrisi dan oksigen digunakan untuk proses pemulihan.
c.   Anjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara secara benar.
R/  setelah anak lahir maka hormone prolaktin mulai berfungsi mempengaruhi produksi ASI dan mengeluarkannya ke dalam alveoli sampai duktus kelenjar ASI. Adanya rangsangan dari hisapan bayi serta perawatan yang baik akan memperlanvar produksi ASI dan mencegah kelainan.
d.   Pemberian ASI pada bayi sesering mungkin segera setelah RG.
R/  isapan bayi akan merangsang otot-otot putting susu untuk berkontraksi. Kontraksi ini penting untuk pembentukan dan pengeluaran ASI. Selain itu juga dapat mempercepat proses involusi.
e.   Anjurkan ibu untuk menghindari ketegangan emosi.
R/  laktasi memerlukan ketenangan, ketentraman, dan perasaan aman dari ibu. Kecemasan dan kesedihan menyebabkan ketegangan yang akan mempengaruhi fungsi saraf dan pembuluh darah yang menghambat produksi dan pengeluaran ASI.
8.   Demonstrasikan pada ibu mengenai cara menyusui yang benar.
R/  posisi yang tepat dapat mencegah putting pecah dan luka serta memberikan rasa nyaman pada ibu dan bayi.
9.   Demonstrasikan pada ibu mengenai cara mobilisasi yang baik dengan cara senam nifas.
R/  mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah yang lancar sehingga mempercepat proses persalinan dan involusi.
10. Kolaborasi dengan SpOG dalam pemberian terapi.         
R/  pemberian terapi secara tepat dan efisien dapat mengurangi angka kejadian kesakitan dan mempercepat penyembuhan.

Masalah           :  Cemas dan khawatir sehubungan dengan keadaan ibu saat ini.
Tujuan             :  Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x30 menit diharapkan kecemasan dan kekhawatiran ibu dan keluarga akan berkurang sampai dengan hilang.
KH                  :  -     Cemas ibu berkurang sampai dengan hilang.
                           -     Kesadaran composmentis.
                           -     Keadaan umum ibu baik atau cukup.
                           -     TTV dalam batas normal:  TD :  110/70 – 140/90 mmHg.
                                                                           N   :  60 – 100 x/mnt.
                                                                           S    :  36,5 – 37,5 0C.
                           -     Ibu tampak tenang dan rileks.
Intervensi        :
1.   Anjurkan pada ibu dan keluarga untuk berdo’a kepada-Nya.
R/  dengan mendekatkan diri kepada-Nya, pikiran menjadi tenang.
2.   Berikan KIE tentang masa nifasnya.
R/  dengan komunikasi dan informasi yang baik, rasa cemas ibu dan keluarga menjadi berkurang dan menjadi lebih kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.
3.   Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini.
R/  menambah pengetahuan ibu dan keluarga sehingga dapat lebih kooperatif dan meu mendukung bidan dalam pelaksanaan dan perawatan ibu.
4.   Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dapat sembuh atau pulih kembali. 
R/  menumbuhkan rasa optimis ibu dan keluarga.

2.8.6        Implementasi
Penanganan disesuaikan dengan intervensi.

2.8.7        Evaluasi
Berhubungan dengan kriteris hasil yang diharapkan.

















BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1  Pengkajian
Hari/Tanggal Anamnese    :  Jum’at/24 Juni 2011
      Jam                                    :  16.00 WIB
      Oleh                                  :  Rahmi suriyani

A. Data Subyektif
      1.   Biodata
Nama Ibu        :  Ny “A”                  Nama Suami       :  Tn “B”
Umur               :  27 tahun                Umur                  :  28 tahun
Suku/Bangsa   :  Jawa / Indonesia   Suku/Bangsa      :  Jawa / Indonesia
Agama             :  Islam                     Agama                :  Islam
Pendidikan      :  SMP                      Pendidikan         :  SMA
Pekerjaan         : IRT                         Pekerjaan            :  Swasta
Penghasilan     :   -                            Penghasilan        :  Rp. 1.000.000,-
Alamat            :  Ds.Cendono.         Alamat               :  Ds. Cendono

4.      Alasan Datang
Ibu mengatakan datang ke BPS Ny.Luluk masfula pada tanggal 24 Mei 2011 jam 02.00 WIB dengan keluhan ketuban sudah pecah sejak jam 24.00 WIB dan terasa kenceng – kenceng tambah lama tambah sering.
3.   Keluhan Utama
      Ibu mengatakan setelah melahirkan anaknya ibu merasa lemas dan mengeluarkan darah yang banyak dari kemaluan memenuhi alas (under pad).
4.   Riwayat Kesehatan Yang Pernah Diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti sakit kuning, TBC,hepatitis, HIV/AIDS, tidak mempunyai riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung, liver, gagal ginjal, maupun penyakit menurun seperti kencing manis, tekanan darah tinggi.

5.   Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti sakit kuning, TBC,hepatitis, HIV/AIDS, tidak mempunyai riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung, liver, gagal ginjal, maupun penyakit menurun seperti kencing manis, tekanan darah tinggi.
6.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan baik dari pihak ibu dan suami tidak ada yang pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti sakit kuning, TBC,hepatitis, HIV/AIDS, tidak mempunyai riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung, liver, gagal ginjal, maupun penyakit menurun seperti kencing manis, tekanan darah tinggi.
7.   Riwayat menstruasi
·         Menarche                 : Umur 13 tahun
·         Siklus                       : 28 hari
·         Lama                        : 7 Hari
·         Warna                       : Merah kecoklatan
·         Bau                           : Anyir
·         Banyak                     : 30 CC / 1 kotek penuh
·         Dismenorhoe            : Ada pada hari pertama dan kedua mens.
·         Flour albus               : Ada pada tiga hari sebelum mens.
·         HPHT                       : 05 – 10 – 2010
·         HTP                          : 12 – 07 – 2011
8.   Status Perkawinan
·         Umur kawin             : 20 tahun
·         Kawin                      : Ya
·         Kawin Ke                : I (satu)
·         Lama Kawin           : I2 tahun






  1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Hamil ke
Nikah
Kehamilan
Persalinan
Nifas
KB
TT
UK
Penyulit
Jenis Persalinan
Penolong
BBL
L/P
H/M
Penyulit
Meneteki
Penyulit
Metode
Penyulit
1








2








3
1








1








1
3x






2x









9bln



9 bln



9 bln
-





-






Spontan belakang kepala
Spontan Belakang kepala
Spontan Belakang Kepala
Bidan




Bidan




Bidan
3400


3000


3200
L





L





P
H (8th)


H (5 th)


H(1 hari)
-





-





-
4 bln




6 bln




Nifas
-





-





Ini
Suntik 1 bln


Suntik 1 bln


Rencana KB suntik 1 bln
-





-





-

  1. Riwayat KB Yang Lalu
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 1 bulan setelah kelahiran anak pertamanya selama 3 th, kemudian menggunakan KB suntik 1 bulan selama 4 tahun selebihnya ibu mengatakan tidak mengalami keluhan efek samping seperti nyeri kepala yang hebat.



11. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Sekarang, dan Rencana KB.
·         Kehamilan Sekarang
TM I    :  Ibu mengalami mual-muntah biasa pada awal kehamilan. Ibu rajin periksa di bidan sesuai jadwal. Ibu mendapat obat anti mual, tablet Fe, dan vitamin. Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan atau obat-obatan tanpa resep.
TM 2   :  Ibu tidak mengalami gangguan kesehatan yang berat. Ibu rutin control ke bidan sesuai jadwal. Ibu mendapat tablet Fe dan vitamin. Ibu merasakan gerakan anak yang pertama kali pada usia kehamilan 20 minggu.
TM 3   :  Ibu mengalami keluhan yang fisiologis pada ibu hamil trimester tiga, seperti nyeri punggung dan sering BAK. Ibu rutin periksa ke bidan sesuai jadwal. Ibu tetap mengkonsumsi tablet Fe dan vitamin sesuai dengan anjuran bidan. Ibu juga mendapat penjelasan dari bidan mengenai tanda-tanda persalinan dan tanda-tanda bahaya pada ibu hamil trimester tiga.
·         Persalinan Sekarang ( Ds dari Bidan )
Kala I        :  Ibu datang ke BPS Ny. Luluk masfula. pada tanggal 24 Mei 2011 jam 02.00 WIB dengan ketuban sudah pecah sejak jam 24.00 WIB dan terasa kenceng- kenceng.
Kala II       : Tanggal 24 mei 2011 jam 14.30 WIB, pembukaan lengkap, eff 100%,bayi lahir jam 14.45 WIB spontan belakang kepala, jenis kelamin perempuan, BB : 3200 gr, PB : 49cm, A-S : 7/8.
 Kala III    : Tanggal 24 mei 2011 jam 15.00 WIB, plasenta lahir tidak spontan, dilakukan plasena manual tetapi masih terdapat sisa plasenta yang tertinggal, perdarahan + kurang lebih 250cc.
Kala IV     : Tanggal 24 mei 2011 jam 16.45 WIB, 2 jam post partum, TFU terba 1 jari dibawah pusat, UC baik/keras, kandung kemih kosong, perdarahan kurang lebih 200cc. Setelah di evaluasi masih terdapat sisa plasenta dan terdapat luka jahitan. Pada pemeriksaan plasenta terdapat 13 lobus.
Kemudian ibu mendapat terapi:
- RL + Syntosinon 1 ampul drip
- Injeksi Syntosinon 1 ampul IM
- Injeksi cefotaxim 3x1.

·         Nifas Sekarang
Ibu mengalami perdarahan banyak ± 500 cc setelah melahirkan plasenta karena masih terdapat sisa plasenta.
·         Rencana KB
Ibu berencana ingin menggunakan KB suntik 1 bulan setelah masa nifasnya selesai dan jika ibu sudah kembali normal.
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.       Pola Nutrisi
Selama Hamil/di rumah : Makan 3 - 4x sehari, porsi sedang, dihabiskan dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
                                             Minum 8 - 9 gelas/hari, kadang susu.
Selama Nifas/di BPS           : Makan 1x/hari, porsi sedang, tidak dihabiskan.
                                             Minum 1 gelas the manis dan air putih 5 gelas.
b.      Pola Eliminasi
Selama Hamil/di rumah     :  BAB : 1X/hari, konsistensi lunak, warna kuning, tidak nyeri
                                             BAK            : 4-5 x/hari, warna kuning jernih, bau              khas.
Selama Nifas/di BPS        :  BAB : Belum BAB
                                             BAK            : Belum BAK
c.       Pola Istirahat
Selama Hamil/di rumah     :  Malam : 6-7 jam/hari (jam 21.00 – 05.00WIB)
                                               Siang :  1-2 jam/hari (jam 12.00 – 14.00)
Selama Nifas/di BPS        :  Bedrest total.

d.      Personal Hygiene
Selama Hamil/di rumah     :Mandi 2 x sehari,sikat gigi tiap mandi , keramas 3 x/mgg, ganti baju sehari 2 kali, ganti celana dalam 3 x sehari, ganti BH 2x/Hari, ganti under pad 2x..
Selama Nifas/di BPS        : Belum mandi, hanya diseka..
e.       Pola Seksual
Selama Hamil/di rumah     : 1 bulan sekali.
Selama Nifas/di BPS        :  Tidak pernah.
f.    Pola Aktifitas
      Selama Hami/di rumah      : Ibu tidak bekerja, ibu merupakan ibu rumah tangga, pekerjaannya mengurusi pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu, mencuci, mengepel.
      Selama Nifas/di BPS       :  Ibu tidak melakukan aktifitas apapun.         
13. Data Psikososial
      a. Psikologis
      Keluarga cemas dan khawatir dengan keadaan kesehatan ibu saat ini dan berharap ibu segera membaik sehingga dapat melalui masa nifasnya dengan normal.
      b. Sosial
      Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan masyarkat baik, ibu mengikuti kegiatan dimasyarakat, keluarga mendukung kehamilannya.
14. Data Sosial Budaya
      Di lingkungan keluarganya masih menganut budaya Jawa seperti upacara selamatan puput pusar, potong rambut bayi, dll. Tidak ada pantangan makan untuk ibu hamil maupun nifas.
15. Data Spiritual
      Keluarga beragama Islam, taat beribadah kepada-Nya, serta tidak percaya dengan hal-hal yang bersifat tahayul




B.  Data Objektif
1.   Pemeriksaan Umum
Keaadan Umum : Lemah
Kesadaran          : Composmentis  
TTV :         TD  : 110/70 mmHg
                   N     : 80 x/menit
                   S      : 36,6 0C
                   RR   : 22 x / menit
2.   Pemeriksaan Fisik
a.   Inspeksi
Kepala                   :  Penyebaran rambut rata, bersih, warna rambut hitam,  tidak ada ketombe, rambut tidak kusam dan tidak rontok.
Wajah                    :  Simetris, pucat, tidak odema, tidak tampak bekas cloasma gravidarum.
Mata                      :  Simetris, konjungtiva anemis, sclera putih, tidak odema pada palpebra, pupil isokor.
Hidung                  :  Simetris, bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada secret, tidak ada polip, jalan nafas longgar.
Mulut                    :  Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada labio/palatoskizis, tidak ada karies pada gigi, tidk ada pembesaran tonsil, dan uvula, tidak ada perdarahan dan pembengakakan gusi.
Telinga                  :  Simetris, bersih tidak ada serumen, pendengaran normal.
Leher                     :  Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Thorax                   :  Simetris, tidak terdapat retraksi intercoste yang berlebihan.
Mamme                 :  Payudara simetris, putting menonjol, hiperpigmentasi areola, dan tidak terdapat bendungan ASI.
Abdomen              :  Tidak terdapat bekas SC, terdapat strie albican, terdapat linea nigra, tampak TFU berkontraksi dibawah pusat, tidak terdapat diastasis recti abdominalis.
Genetalia               :  Bersih, tidak ada kondiloma akuminata, tidak odema, tidak terpasang kateter, perdarahan + kurang lebih 500cc, ada luka jahitan jalan lahir heacting 1.
Anus                      :  Bersih, tidak odema, tidak terdapat hemoroid, tidak tedapat Ca anus, tidak terdapat tumor anus.
Ektremitas Atas    :  -  Tangan kanan terpasang infuse RL jumlah 24 tetes / menit.
-    Tangan kanan/tangan kiri tidak odema.
-    Tidak ada gangguan pergerakan sendi.
Ektremitas Bawah :  Tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada gangguan pergerakan sendi.

b.   Palpasi
Kepala                   :  Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan abnormal.
Leher                     :  Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Mamme                 :  Tidak ada nyeri tekan pada payudara, tidak ada bendungan ASI, colostrums belum keluar, tidak teraba benjolan abnormal.
Abdomen              :  TFU 1 jari bawah pusat, UC baik, kandung kemih kosong, tidak ada hepatomegali dan serosis hepar, tidak ada nyeri tekan pada lambung, tidak ada nyeri tekan pada daerah jejunum, tidak ada apendixytis.
Ektremitas bawah :  Tidak terdapat tanda homen, tidak terdapat tromboemboli atau tromboflebitis.
        
c.   Auskultasi
Thorax                   :  Tidak ada bunyi nafas tambahan seperti wheing dan ronki. Suara jantung S1/S2 tunggal (lup/dup).

d.   Perkusi
      Dada                     : Resonan sebelah kanan dan kiri
      Abdoment             :  Tidak meteorismus/kembung. Timpani.
Reflek Patella        :  +/+

3.2  Identifikasi Diagnosa / Masalah
Tanggal    :  24 Mei 2011
Jam           :  17.00 WIB
Ds              :  - Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya secara spontan belakang kepala pada tanggal 24 Mei 2011 jam 14.45 WIB dengan ditolong oleh bidan, ibu setelah kelahiran plasenta ibu merasa lemas dan merasa mengeluarkan darah banyak.
                     -  Bidan mengatakan setelah plasenta lahir, perdarahan ≥300cc.
Do             :  Tanggal 24  Mei 2011 jam 16.30 WIB.
-          Ibu melahirkan bayi secara spontan belakang kepala pada tanggal 24 Mei 2011 jam 14.45 WIB, plasenta lahir manual tidak lengkap masih terdapat sisa plasenta, UC keras, TFU 1 jari bawah pusat, perdarahan ± 250 cc, terdapat luka jalan lahir heacting 1.
-          Pemeriksaan plasenta : lobus tidak lengkap hanya terdapat 13 lobus yang utuh, selaput plasenta tidak utuh, insersi plasenta centralis, terdapat 2 arteri dan 1 vena.
-          Keaadan Umum : Cukup
-          Kesadaran          : Composmentis  
-          TTV :   TD          : 110/70 mmHg
                  N            : 80 x/menit
                                       S             : 36,60C
                                       RR          : 22 x / menit
-     Wajah                 :  Pucat.
-     Mata                   :  Konjungtiva tidak anemis.
-     DADA               :  Colostrum sudah keluar
-     Abdomen           :  TFU 1 jari bawah pusat, UC baik, kandung kemih kosong.
-     Genetalia            :  Perdarahan ± 500 cc, luka jahitan heacting
-     Ektremitas Atas :  -  Tangan kanan terpasang infuse RL + syntosinon.
                                    -  Tidak odema.
-     Ekstremitas Bawah  : Tidak odema, tidak ada varises.
                 
Dx             :  Ny “A” P30003 Post Partum Hari Ke-1 dengan HPP.

3.3       Identifikasi Masalah Potensial
            Syok hipovolemik
      Ds        :  - Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya secara spontan belakang kepala pada tanggal 24 Mei 2011 jam 14.45 WIB dengan ditolong oleh bidan.
   -  Ibu mengatakan setelah plasenta lahir, ibu mengeluarkan  darah banyak dan badannya terasa lemas
             Do        :  Keaadan Umum  : Cukup
-          Kesadaran          : Composmentis  
-          TTV :   TD          : 110/70 mmHg
                  N            : 80 x/menit
                                       S             : 36,60C
                                       RR          : 22 x / menit
-     Wajah                 :  Pucat.
-     Mata                   :  Konjungtiva tidak anemis.
-     Abdomen           :  TFU 1 jari bawah pusat, UC baik, kandung kemih kosong.
-     Genetalia            :  Perdarahan ± 500 cc, luka jahitan heacting
-     Ektremitas Atas :  -  Tangan kanan terpasang infuse RL
                                    -  Tidak odema.
-     Ekstremitas Bawah  : Tidak odema, tidak  ada varises.

3.4       Identifikasi Kebutuhan Segera
            - Kontrol perdarahan.
            - Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian tindakan terapi.
            - Plasenta manual

3.5       Intervensi
Dx       :Ny “A” P30003 Post Partum Hari Ke-1 dengan HPP.
Tujuan :  - Jangka Pendek:
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x15 menit diharapkan ibu dan keluarga mengerti tentang penjelasan bidan sehingga menjadi kooperativ dan perdarahan berhenti.
-  Jangka Panjang:
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x24 jam diharapkan ibu dapat melalui masa nifasnya dengan normal,  tidak terjadi komplikasi nifas,.
KH      :  -  K/U cukup.
               -  Kesadaran composmentis
               -  TTV dalam batas normal   TD :  110/70 – 140/90 mmHg
                                                            N   :  60 – 100 x/menit
                                                            S    :  36,5 – 37,5 0C
                                                            RR : 22 x / menit
               -  Kongjungtiva merah muda
               -  Perdarahan teratasi
               -  Pengeluaran lochea normal (Rubra)
               -  Proses involusi berjalan normal
               - Wajah tidak pucat
               - TFU 1 – 2 jari di bawah pusat, UC baik / keras
               - Kandung kemih kosong
               -  Tidak terdapat tanda-tanda infeksi, yaitu:
Dolor                     :  Nyeri
Kalor                     :  Panas
Rubor                    :  Kemerahan
Tumor                    :  Bengkak
Funtio Laesae        :  Kelainan/gangguan fungsi
Intervensi:
1.   Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
R/  hubungan yang baik antara petugas kesehatan dan klien memungkinkan klien menjadi lebih kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.
2.   Jelaskan tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu saat ini pada ibu dan keluarga.
R/  menambah pengetahuan keluarga sehingga menjadi lebih kooperatif dan mau mendukung bidan dalam pelaksanaan serta perawatan ibu sesuai dengan edvice atau terapi yang dianjurkan oleh dokter.
3.   Observasi TTV dan keadaan umum ibu.  
R/  sebagai parameter untuk mengethui keadaan ibu.
4.   Pantau perdarahan.
R/  memperkirakan jumlah darah yang hilang dan segera mengantisipasi bila pengeluarannya berlebihan sehingga syok dan komplikasi nifas dapat dihindari.
5.   Perhatikan perubahan involusional, pengeluaran lochea, dan baunya.
R/  segera setelah kelahiran, fundus harus keras dan terlokalisasi lumbilikus dan kemudian involusi kira-kira satu jari per hari. Adanya TFU yang tidak menurun, pengeluaran lochea yang berbau busuk menandakan infeksi yang menghambat terjadinya involusi.
6.   Ajari klien untuk menjaga kebersihan jalan lahir.
R/  mencegah pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri penyebab infeksi.
7.   Informasikan kepada klien mengenai cara memperbanyak produksi ASI, yaitu:
a.   Nutrisi
R/  makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu secara tidak langsung mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI, gizi yang kurang mempengaruhi kelenjar pembentukan ASI sehingga tidak dapat bekerja seperti seharusnya.
b.   Istirahat
R/  istirahat menurunkan laju metabolisme dan memungkinkan nutrisi dan oksigen digunakan untuk proses pemulihan.
c.   Anjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara secara benar.
R/  setelah anak lahir maka hormone prolaktin mulai berfungsi mempengaruhi produksi ASI dan mengeluarkannya ke dalam alveoli sampai duktus kelenjar ASI. Adanya rangsangan dari hisapan bayi serta perawatan yang baik akan memperlanvar produksi ASI dan mencegah kelainan.
d.   Pemberian ASI pada bayi sesering mungkin segera setelah RG.
R/  isapan bayi akan merangsang otot-otot putting susu untuk berkontraksi. Kontraksi ini penting untuk pembentukan dan pengeluaran ASI. Selain itu juga dapat mempercepat proses involusi.
e.   Anjurkan ibu untuk menghindari ketegangan emosi.
R/  laktasi memerlukan ketenangan, ketentraman, dan perasaan aman dari ibu. Kecemasan dan kesedihan menyebabkan ketegangan yang akan mempengaruhi fungsi saraf dan pembuluh darah yang menghambat produksi dan pengeluaran ASI.
8.   Demonstrasikan pada ibu mengenai cara menyusui yang benar.
R/  posisi yang tepat dapat mencegah putting pecah dan luka serta memberikan rasa nyaman pada ibu dan bayi.
            9.   Jelaskan tanda bahaya masa nifas pada ibu
                  R/ mengantisipasi adanya bahaya yang mengancam jiwa ibu      
10. Demonstrasikan pada ibu mengenai cara mobilisasi yang baik dengan cara senam nifas.
R/  mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah yang lancar sehingga mempercepat proses persalinan dan involusi.
11. Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian terapi dan tindakan
R/  pemberian terapi secara tepat dan efisien dapat mengurangi angka kejadian kesakitan dan mempercepat penyembuhan.
12.  Health education ibu tentang penggunaan alat kontrasepsi (KB)
R/ alat kontesepsi yang tepat dapat mengurangi, menjarangkan, bahkan menghentikan jumlah perdarahan.





3.6    Implementasi
Tanggal  :  24 Mei 2011
Jam         :  17.300 WIB

Dx                :  Ny “A”  P30003 Post Partum Hari Ke-1 dengan HPP.
1.      Melakukan pendekatan pada klien dengan cara:
-          Memperkenalkan diri kita kepada pasien sebagai tenaga kesehatan yang akan merawatnya.
-          Memanggil pasien dengan namanya.
-          Mendengarkan secara aktif keluhan pasien.
-          Menanggapi pertanyaan dan kekhawatirannya.
2.      Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu saat ini bahwa kontraksi uterus ibu sudah bagus dan perdarahan berhenti. Hasil TTV ibu dalam batas normal, yaitu
- TD: 110/80 mmHg
- N  : 80 x/menit
- S   : 36,60C
-RR : 22 x/menit
3.      Mengobservasi TTV dan keadaan umum ibu dengan hasil observasi adalah:
-          K/U ibu        :  cukup
-          Kesadaran    :  composmentis
-          TD                :  100/70 mmHg
-          N                  :  82 x/mnt
-          S                   :  36,60C
-          RR                : 22 x/menit
4.      Memantau perdarahan, proses involusi, dan pengeluaran lochea, serta menjelaskan hasil pemantauan kepada ibu dan keluarga ibu bahwa perdarahannya sudah berhenti, kontraksi uterus baik, dan terdapat lochea rubra yang fisiologis.
5.      Mengukur TFU dengan hasil TFU 1 jari bawah pusat,
-          UC baik
-          pengeluaran pervaginam darah warna merah, bau amis, perdarahan aktiv (karena terdapat sisa plasenta) di tampung paada under pad.
6.      Mengajari ibu tentang cara menjaga kebersihan jalan lahir, yaitu:
-          Selalu dibersihkan dengan air bersih tiap kali selesai BAK atau BAB dari arah depan ke belakang dan dikeringkan dengan handuk bersih.
-          Mengganti pembalut dengan gerakan ke bawah mengarah ke anus.
-          Memakai celana dalam dari bahan katun dalam keadaan bersih dan disetrika.
7.      Menginformasikan pada ibu tentang cara memperbanyak produksi ASI, yaitu:
1.      Makan makanan bergizi dan menu seimbang, yaitu:
-          Nasi
-          Sayur hijau seperti bayam, kangkung, kacang panjang, dll.
-          Lauk pauk misalnya tahu, tempe, ikan lele, ikan laut, banding, dll.
-          Buah-buahan.
-          Minum air putih 8-10 gelas/hari.
b.   Menganjurkan ibu untuk mengatur waktu istirahat:
      -     Tidur siang ± 1-2 jam/hari.
      -     Tidur malam ± 7-8 jam/hari.
c.   Menganjurkan ibu untuk merawat payudara secara rutin, yaitu dengan cara sbb:
      -     Putting susu dikompres dengan kapas yang diberi minyak kemudian dibersihkan dengan sabun dan air bersih.
      -     Memakai BH yang sesuai dengan besarnya payudara agar dapat menahan buah dada.
      -     Pada waktu menyusui putting susu dibersihkan dengan kapas air matang sebelum dan sesudah menyusui kemudian dikeringkan dengan handuk.
d.   Memotivasi ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin tanpa jadwal (2-3 jam sekali) menggunakan payudara secara bergantian.
e.   Menganjurkan ibu untuk menghindari ketegangan emosi atau stress. Bila ada masalah membicarakannya secara baik dengan keluarga atau peetugas kesehatan.
8.      Memberikan bayi pada ibu untuk disusui dan mengajarkan cara meneteki yang benar, yaitu:
-          Dapat dilakukan dengan tidur miring kearah buah dada yang akan disusukan.
-          Bila menyusui dengan duduk harus duduk dengan nyaman, kaki tidak menggantung, dapat diberi ganjal dengan bangku.
-          Tinggi kepala bayi sesuai dengan posisi buah dada.
-          Putting susu dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai areola mamme.
-          Biasakan agar bayi selalu menghisap jadi tidak memberikan putting susu di dalam mulutnya atau diemut saja karena dapat menyebabkan putting susu lecet.
-          Lama menyusui perhari pada hari pertama 3-5 menit tiap 3 jam.
-          Perhatikan agar buah dada tidak menutupi hidung bayi.
-          Bila air susu ibu tidak habis dihisap bayi, sisa air susu harus dikeluarkan agar tiap kali bayi menghisap memperoleh air susu baru.
9.      Menjelaskan pada ibu tanda bahaya masa nifas yaitu :
·         Demam
·         Perdarahan aktiv
·         Keluar banyak bekuan darah
·         Pusing
·         Lemas luar biasa
·         Penyulit dalam menyusukan bayi
·         Nyeri panggul atau abdoment yang lebih hebat dan nyeri kontraksi biasa
10.  Memotivasi ibu untuk melakukan mobilisasi/aktifitas bertahap asal tidak melelahkan. Ibu dapat melakukan senam nifas dengan gerakan sebagai berikut:
a.       Latihan untuk melemaskan otot-otot leher dengan menggerakkan kepala ke sisi kiri dan ke kanan dan memutarkan kepala secara pelan-pelan.
b.      Latihan pernafasan iga-iga. Tujuan:
-          Mendapatkan oksigen yang cukup.
-          Menghilangkan kelelahan.
-          Memperlancar sirkulasi darah.
Cara:
-    Berbaring dengan lutut ditekuk, nafas dalam dan lambat melalui hidung dan keluar melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru.
c.       Latihan mengencangkan dinding perut. Caranya:
-    Kaki kanan dan kiri dapat diangkat silih berganti secara lurus setinggi mungkin, kaki dapat diputar seperti naik sepeda.
-    Kaki lurus – badan diangkat seluruhnya dengan disangga bahu dan tumit kaki. Angkat kepala sehingga dagu menempel di dada, perlahan-lahan kembali.
d.      Latihan untuk mengembalikan ukuran liang senggama. Dapat dialihkan dengan cara mengerutkan dan mengendorkan licing dubur.
e.       Latihan untuk menguatkan otot dada. Caranya:
-    Duduk dengan kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah dekat siku. Kedua tangan mendorong lengan ke arah siku tanpa menggeser telapak tangan, sampai otot dada terasa tertarik kemudian lepaskan. 
f.       Latihan kaki. Caranya:
-    Tidur terlentang kedua lutut ditekuk dan paha menempel satu sama lain kemudian rebahkan ke samping kiri, ke tengah, ke kanan.
11.  Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian terapi:
-          Infuse tangan kanan dengan RL Obat oral
§  As. Mafenamat 3x1
§  Fe 1x1
§  Vit C 1x1
12. Membeikan HE ibu tentang penggunaan alat kontrasepsiyang sesuai dengan kondisi ibu saat ini (nifas) dan dalam masa laktasiyaitu suntik KB 3 bulan (Depo), IUD, pil KB yang hanya mengandung progesterone.






3.7    Evaluasi
Tanggal  :  24 Mei 2011
Jam         :  18.00 WIB
           
S          :  -  Ibu dan keluarga mengatakan sudah mengerti atas penjelasan bidan dan merasa lebih tenang.
               -  Ibu dan keluarga berharap agar kondisi ibu segera membaik.
O         : - K/U                            :  cukup.
               - Kesadaran                  : Composmentis
               - TTV                           :                      
                         - TD     : 100 / 70 mmHg
                         - Nadi   : 82 x / menit
                         - Suhu   : 36.7 C
                         - RR      : 20 x / menit
 - Wajah ibu sedikit pucat, tampak tenang, konjungtiva merah muda
- Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendunagn ASI maupun abses, colostrums sudah keluar dan lancar, tidak teraba benjolan abnormal, hiperpigmentasi areola dan puting.
-  Abdoment : TFU 2 jari bawah pusat, UC baik, kandung kemih kosong.
-  Genetalia : bersih, tidak odem, tidak ada varises, pengeluaran lochea rubra 2 kotex tidak penuh, jahitan perineum heacting 1.
-  Ekstremitas pada taki terpasang infuse RL, tidak odema.
-  Ekstremitas bawah tidak odema, tidak ada varises.
-  Ibu dapat mendomenstrasikan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh petugas kesehatan/bidan.
·               Bayi  Lahir    : jam14.45 WIB
·               Tanggal        : 24 Mei 2011
·               Jenis Kelamin           : Perempuan
·               BB                : 3200 gr
·               PB                : 49cm
·               LIKA                       : 34 cm
·               LIDA                       : 32 cm
·               LILA                        : 9,5 cm
·               A-S               : 7-8
A         :  Ny.”A” P30003 post partum hari ke 1 post HPP.
P          : -  Observasi K/U dan TTV ibu.
               -  Pantau perdarahan, proses involusi, dan pengeluaran lochea.
                           -  Mengobservasi K/U dan TTV ibu dengan hasil:
   - Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian   terapi.
         -  infuse RL .
         -  obat oral :     - Fe 1x1
                                 - Vit C 1x1                                       -                                                           -           As. Mafenamat 3x1

                                            



















BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.”A” P30003 post partum hari ke-1 dengan HPP maka tidak kesenjangan antara teori dan praktek. Pada praktek di lapangan dilakukan asuhan kebidanan yaitu menginfus pasien, memberikan oksigen, meletakkan memberikan transfuse darah, dan memebrikan antibiotic, dimana Ny.”A” memerlukan perawatan konservatif. Pada teori juga disebutkan bahwa ibu nifas dengan HPP diperlukan perawatan konservatif / ekspetatif sehingga keadaan ibu dapat sembuh total.
Di BPS Ny.Luluk masfula, Amd.Keb sudah melakukan prosedur tetap dalam penanganan pada ibu nifas dengan HPP dengan bukti bahwa bahwa perdarahan sudah berhenti dan keadaan ibu sudah sedikit membaik.


BAB 5
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan ini, penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.”A” P30003 post partum hari ke-1 dengan HPP. Dari pelaksanaan asuhan diatas dapat disimpulkan penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan menerapkan management kebidanan 7 langkah varney yaitu penulis mampu mengumpulkan data klien dengan anamnesa,penulis mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah, penulis menemukan masalah tentang hemorrhagic post partum, penulis mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial serta menentukan  tindakan kebutuhan segera, penulis mampu membuat rencana pada diagnosa dan masalah, penulis mampu melaksanakan rencana asuhan dengan baik, penulis juga mampu mengevaluasi dari hasil asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.dan dalam kasus ini, Ny. ”A” mengerti akan penjelasan bidan.dan masalahpun sudah teratasi sebagian.

5.2  Saran
Pada kasus ini penulis menyarankan :
1.      Menyarankan pada klien hendaknya kooperatif dengan penjelasan petugas kesehatan.
2.   Pantau terus setiap kali kunjungan agar masa nifas dapat berjalan dengan normal dan tidak terjadi masalah.


DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Stright, Barbara R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.






1 komentar:

Blog Education mengatakan...

numpang copas ya neng

Posting Komentar